Tawuran Dua Kelompok Remaja di Tangerang, Satu Orang Luka Berat
Kepala Polresta Bandara Soekarno-Hatta Komisaris Besar Ferdian Adi Saputra (memegang pedang) menunjukkan senjata tajam yang digunakan dalam insiden tawuran remaja di Jalan Perimeter Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Pengungkapan kasus tersebut disampaikan Kamis (13/8/2020).
TANGERANG, KOMPAS — Polisi menangkap sembilan remaja yang terlibat dalam insiden tawuran di Jalan Perimeter Utara, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Tawuran bermula dari saling ejek di media sosial hingga mengakibatkan satu korban mengalami luka berat. Pengawasan orangtua memegang peranan penting untuk mencegah kejadian serupa terulang.
Sembilan remaja yang terlibat tawuran tidak saling mengenal. Mereka berasal dari dua sekolah menengah kejuaran (SMK) yang berbeda. Satu kelompok dari SMK di Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Banten, sedangkan kelompok lain berasal dari sebuah SMK di kawasan Jakarta Barat.
”Berawal dari penggunaan media sosial oleh salah satu tersangka dan berlanjut ke aplikasi percakapan. Kelompok remaja dari Teluk Naga yang lebih dulu menantang,” kata Kepala Polresta Bandara Soekarno-Hatta Komisaris Besar Ferdian Adi Saputra, Kamis (13/8/2020).
Berawal dari saling mengejek dan menantang di media sosial itu, kedua kelompok saling terpancing emosi. Mereka lalu sepakat untuk bertemu dan tawuran pada Selasa (4/8/2020) pukul 17.30. Lokasi perjanjian tawuran awalnya direncanakan di dalam Kota Tangerang.
Akan tetapi, lokasi tawuran kemudian dipindah ke Jalan Perimeter Utara Bandara Soekarno-Hatta. Menurut Ferdian, para remaja itu membatalkan tawuran di dalam Kota Tangerang karena mudah diketahui polisi. Tawuran antar remaja itu pun tidak bisa dihindarkan hingga jatuh satu korban berinisial R (16).
R bagian dari kelompok SMK Teluk Naga. Tangan kanannya terkena sabetan senjata tajam hingga mengalami luka berat dan diperkirakan tidak bisa digunakan lagi. Oleh rekan-rekannya, R kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Tangerang. Hingga saat ini R masih menjalani perawatan sehingga belum dapat dimintai keterangan oleh polisi.
Opini:
Pentingnya peranan orangtua sebagai seseorang yang mendampingi anak sejak belia. Bisa jadi selama ini orangtua luput dalam mendengarkan keinginan anak sehingga kerap kali anak mencari ajang aktualisasi diri di luar rumah.
”Anak-anak punya momen krusial pertumbuhan. Seperti pada usia 0-5 tahun, mereka banyak belajar dari orangtua. Begitu pula saat memasuki usia 12-14 tahun, anak-anak sedang dalam fase mencari jati diri, ada sedikit jiwa untuk memberontak, dan sebagainya. Sifat-sifat itu wajar selama didampingi oleh lingkungan sekitar, baik di lingkungan rumah, teman, maupun sekolah,” tuturnya.
Solusi:
Peran orangtua agar secara aktif mengawasi anak-anaknya dalam menggunakan media sosial dan gawai. Penting bagi orangtua mengawasi anak-anak menggunakan media sosial supaya tidak disalahgunakan.
TANGERANG, KOMPAS — Polisi menangkap sembilan remaja yang terlibat dalam insiden tawuran di Jalan Perimeter Utara, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Tawuran bermula dari saling ejek di media sosial hingga mengakibatkan satu korban mengalami luka berat. Pengawasan orangtua memegang peranan penting untuk mencegah kejadian serupa terulang.
Sembilan remaja yang terlibat tawuran tidak saling mengenal. Mereka berasal dari dua sekolah menengah kejuaran (SMK) yang berbeda. Satu kelompok dari SMK di Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Banten, sedangkan kelompok lain berasal dari sebuah SMK di kawasan Jakarta Barat.
”Berawal dari penggunaan media sosial oleh salah satu tersangka dan berlanjut ke aplikasi percakapan. Kelompok remaja dari Teluk Naga yang lebih dulu menantang,” kata Kepala Polresta Bandara Soekarno-Hatta Komisaris Besar Ferdian Adi Saputra, Kamis (13/8/2020).
Berawal dari saling mengejek dan menantang di media sosial itu, kedua kelompok saling terpancing emosi. Mereka lalu sepakat untuk bertemu dan tawuran pada Selasa (4/8/2020) pukul 17.30. Lokasi perjanjian tawuran awalnya direncanakan di dalam Kota Tangerang.
Akan tetapi, lokasi tawuran kemudian dipindah ke Jalan Perimeter Utara Bandara Soekarno-Hatta. Menurut Ferdian, para remaja itu membatalkan tawuran di dalam Kota Tangerang karena mudah diketahui polisi. Tawuran antar remaja itu pun tidak bisa dihindarkan hingga jatuh satu korban berinisial R (16).
R bagian dari kelompok SMK Teluk Naga. Tangan kanannya terkena sabetan senjata tajam hingga mengalami luka berat dan diperkirakan tidak bisa digunakan lagi. Oleh rekan-rekannya, R kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Tangerang. Hingga saat ini R masih menjalani perawatan sehingga belum dapat dimintai keterangan oleh polisi.
Opini:
Pentingnya peranan orangtua sebagai seseorang yang mendampingi anak sejak belia. Bisa jadi selama ini orangtua luput dalam mendengarkan keinginan anak sehingga kerap kali anak mencari ajang aktualisasi diri di luar rumah.
”Anak-anak punya momen krusial pertumbuhan. Seperti pada usia 0-5 tahun, mereka banyak belajar dari orangtua. Begitu pula saat memasuki usia 12-14 tahun, anak-anak sedang dalam fase mencari jati diri, ada sedikit jiwa untuk memberontak, dan sebagainya. Sifat-sifat itu wajar selama didampingi oleh lingkungan sekitar, baik di lingkungan rumah, teman, maupun sekolah,” tuturnya.
Solusi:
Peran orangtua agar secara aktif mengawasi anak-anaknya dalam menggunakan media sosial dan gawai. Penting bagi orangtua mengawasi anak-anak menggunakan media sosial supaya tidak disalahgunakan.
Komentar
Posting Komentar